Senin, 04 Oktober 2010

 PEMUDA, bambu runcing yang tumpul

Melihat kenyataan yang terjadi dewasa ini di Aceh khususnya kota Langsa dan Indonesia pada umumnya membutuhkan sosok pemuda dan pemudi yang bertanggung jawab dan mampu bekerjasama, aktif dan produktif dalam pembangunan baik itu untuk sektor material mampun spiritual. Kota langsa yang menjadi kota madya sejak tahun 2001 belumlah memiliki sebuah perubahan yang signifikan dalam berbagai bidang. Kecenderungan kurangnya kerjasama antara para penerus bangsa ini membuat kota Langsa terlantarkan. Begitu banyak opini maupun pemberitaan tentang merosotnya moral para pemuda di kota ini, penegak hukum yang seharusnya menegakkan kebenaran malah menghancurkan kebenaran. Pemberantas moral malah melakukan hal asusila. Ini tidaklah baik bagi masa depan kota ini beberapa tahun yang akan datang.
Langsa membutuhkan peran kita saat ini sebagai pemuda harapan bangsa. Jadi teringat kata Bung Karno “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . begitu besar potensi yang dimiliki seorang pemuda, nah bila pemuda-pemudi saling dapat bekerja sama, maka semua yang ingin dilakukan bisa dicapai dengan hasil maksimal. Ini bangsa besar dengan hasil alam yang melimpah. kota langsa memiliki lahan yang luar biasa suburnya dengan letak geografis yang dekat dengan perbatasan sumatera utara, akses melalui jalur darat dan laut dapat dilalui dengan mudahnya. Dengan batas utara selat malaka, hanya beberapa menit saja bisa tiba di negeri jiran Malaysia.
Semangat kerjasama dan gotong royong yang semakin rapuh harus perlahan ditumbuhkembangkan sekarang ini, tak perlu mewariskan harta yang melimpah yang akan habis ditelan masa, namun mental yang kuatlah yang bisa menjadi pendorong lahirnya bangsa yang hebat.
Semangat perjuangan bangsa indonesia menjadi lambang bagi kota Langsa yang diabadikan di sebuah taman pusat kota, semangat perjuangan yang dirasa tidak mungkin indonesia bisa merdeka dengan bermodalkan sepucuk bambu runcing, tapi kenyataannya dengan semangat gotong royong itulah bambu runcing dapat mengalahkan meriam Belanda. Semangat yang hilang harus ditemukan kembali, temukan, terapkan, laksanakan dan wariskan bagi generasi mendatang sebagai warisan untuk kehidupan yang lebih baik. Tidak ada yang lebih indah selain melihat penerus bangsa ini dapat hidup dengan aman dan sejahtera, karena mereka adalah anak cucu kita kelak. Bukan nanti, tapi kita mulai dari sekarang melakukan perubahan untuk itu semua.

2 komentar:

Cari Blog Ini